Di Indonesia, dua dari lima orang Indonesia dimengerti berisiko terkena osteoporosis. Sebanyak 8,9 juta problem patah tulang yang terjadi setiap tahunnya dilaporkan disebabkan oleh osteoporosis.
Patah tulang sendiri adalah penyebab rasa nyeri, disabilitas, deformitas, dan kematian. Namun, menurut dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhitungan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) osteoporosis yakni salah satu jenis penyakit yang tidak bergejala.
"Kaprikornus itulah bedanya penyakit osteoporosis dengan penyakit yang lain, ya. Penyakit yang yang lain mungkin ada ganjalan pusing, demam, dan sebagainya. Kalau osteoporosis tidak ada tanda-tanda sama sekali," kata dr Bagus pada acara webinar dalam rangka memperingati Hari Aktivitas Fisik dan Hari Kesehatan Sedunia, Rabu (7/4/2021).
Baca Juga : Jasa Sedot Wc yang Beroperasi di Makassar
Disebutkan, keadaan tulang keropos ini tidak memicu tanda-tanda pada pengidapnya alasannya adalah pengeroposan terjadi di dalam tulang. Saat tulang mengalami keretakan hingga memicu patah tulang, maka saat itulah tanda-tanda berbentuknyeri akan muncul.
"Karena pengeroposan terjadi di dalam tulang yang tidak menyebabkan rangsangan nyeri dan sebagainya. Gejala itu gres timbul jikalau sudah mengalami patah tulang atau retak pada tulang. Baru muncul nyeri," jelasnya.
Oleh sebab ialah itu, pemenuhan kebutuhan kalsium, vitamin D dan terencana melakukan acara fisik sungguh diharapkan untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
"Seseorang mesti aktif melakukan program fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, selaku investasi semoga tulang cukup padat dan tetap optimal sampai hari renta. Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan fisik, atau olahraga tidak terstruktur juga akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga meminimalkan pembentukan tulang baru dan berakibat berbagi risiko tulang keropos atau osteoporosis," pungkas dr Bagus.
Baca Juga : Layanan sedot Wc medan
No comments:
Post a Comment