"Makara lazimnya jikalau ada anak buah sakit, pertanyaan aku nomor satu merupakan mampu berdiri gak? Bisa. Bisa jalan enggak? Bisa. Bisa makan enggak? Bisa. Bisa naik motor? Bisa. Berarti mampu ke kantor," katanya.
Penggalan video yang bantu-membantu tidak terlalu jelas konteksnya tersebut dibanjiri komentar miring di aneka macam platform media umum. Netizen menganggap, karyawan berhak istirahat dikala sedang tidak sehat. Pun, memilih sakit atau tidaknya seseorang hanya dengan sanggup jalan dan naik motor atau tidak, dinilai tidak tepat.
Praktisi kesehatan dari Siloam Hospital Lippo Village dr Vito A Damay, SpJP(K) sependapat bahwa kesehatan ialah prioritas utama. Pekerjaan yang baik, menurutnya mesti memberi potensi untuk melaksanakan tumpuan hidup sehat.
"Kesehatan itu aset paling besar kita. Semua orang mau sehat. Percuma kerja siang-malam investasi sana-sini jikalau nantinya harus dipakai untuk mengeluarkan uang biaya berobat yang mungkin juga tidak akan menghasilkan tubuh kita kembali sehat sempurna," tegasnya.
Terlalu memaksakan karyawan untuk masuk saat sedang tidak sehat juga berisiko mengakibatkan fenomena presenteisme. Ini ialah kondisi ketika seseorang masuk kerja, namun tidak produktif alasannya adalah aneka macam hal. Bisa karena kurang sehat, kehilangan motivasi, atau tidak fokus karena capek.
Pada satu titik, kecapekan yang terakumulasi juga mampu bikin seseorang tumbang atau jatuh sakit. Selain jadi tidak produktif sebab tidak mampu melakukan pekerjaan sama sekali pada jadinya, juga bakal menambah beban perusahaan yang mesti menanggung pengobatannya.
Baca Juga : Biaya Jasa Sedot Wc Panggil di Medan
Yang memang 'pembangkang' juga ada sih
Di segi lain, tidak mampu disangkal bahwa seringkali ada juga karyawan 'bandel' yang mengaku tidak sehat untuk cari lezat sendiri. Biasanya, ini terjadi pada momen-momen tertentu menyerupai hari kejepit, adalah satu hari kerja yang diapit dua hari libur.
Dalam wawancara dengan detikcom, seorang dokter mengakui adanya kecenderungan kunjungan ke tempat praktik meningkat menjelang 'Harpitnas' alias Hari Kejepit Nasional. Umumnya mencari surat sakit biar tidak mesti masuk di hari kejepit.
"Berdasarkan pengalaman selama ini, jawabnya iya banget. Biasanya jumlah pasien di poli akan meningkat. Dengan tujuan sanggup surat sakit," ujar dokter umum dari RS Permata Depok, dr Kevin William Hutomo.
Baca Juga : Cara Tukang Sedot Wc di makassar Mengatasi Masalah Tersumbat
Beneran sakit atau pura-pura, itu soal lain. Tetapi banyaknya pekerja yang bolos pada suatu waktu mungkin bakal memperbesar beban pekerja lain yang harus menggantikannya. Atau yang bantu-membantu sedang kurang sehat, jadi harus memaksakan diri masuk mengambil alih temannya yang bolos. Hmmm...
Sebenarnya, mana sih yang lebih mensabotase teamwork? Pura-pura sakit semoga mampu absen lalu jadi beban buat teman-teman lainnya, atau logika-akalan sehat maksain kerja lalu malah tumbang pada karenanya? Bagikan saran di komentar.
No comments:
Post a Comment